Asal usul kota Jember, bisa dirunut dari beberapa sumber.
Ada beberapa legenda yang berkembang:
Dari nama Putri Jembersari. Seorang ratu yang pernah memerintah Jember dengan baik sehingga Jember menjadi makmur. Rakyatnya pun sangat puas dengan pemerintahannya. Hingga setelah ratu mangkat, namanya diabadikan menjadi sebuah kampung, Jember yang kita kenal sekarang. Kalau tidak salah, versi cerita ini pernah saya baca dari buku pelajaran saat saya SD sekitar tahun 80-an.
Dari Putri Jembarsari. Putri ini adalah anak seorang raja yang memerintah di wilayah selatan. Kerajaan nya makmur sehingga membuat iri lawan-lawannya. Maka diseranglah kerajaan ini oleh bajak laut dari selatan. Dan sang putri selamat setelah dibawa lari oleh penduduknya ke arah utara dan lalu membuat perkampungan baru yang dikasih nama dengan nama putri Jembarsari. Lalu berkembang menjadi nama Jember.
Masih dari legenda, alkisah ada putri raja Brawijaya bernama Endang Ratnawati. Putri ini cantik jelita hingga membuat para pria ingin berlomba melamarnya. Tapi rupanya sang putri selalu menolak lamaran karena masih belum mau berumah tangga. Sang putri lalu berniat menyepi. Sang putri keluar masuk hutan hingga berada di suatu daerah terpencil. Saat putri mandi di sungai Jompo datanglah seorang satria yang menggodanya. Hingga akhirnya satria menodai sang putri. Sang putri pun sedih. Dan karena larut dengan kesedihannya sang putri akhirnya mengeluh. 'Jember, jember badanku sudah kotor ternoda'. Lalu ia pun bunuh diri di sungai itu. Mayatnya kemudian ditemukan oleh orang dan dicari lah keluarganya. Karena tidak ketemu maka dikuburkanlah sang putri di tepi sungai Bedadung. Raja Brawijaya pun mencari-cari putri nya yang tak kunjung pulang. Hingga akhirnya terdengar kabar kalau sang putri sudah dikuburkan di suatu tempat yang akhirnya di kasih nama Jember (gumaman dari sang putri saat mengeluh)
Ada juga sumber yang mengatakan dari bahasa. Menurut etnis madura yang banyak berdiam di sebelah utara rel kereta api (jember terbelah oleh rel kereta api), kata jember berasal dari jembar yang artinya luas. Dataran jember memang luas membentang dari kaki gunung Argopuro hingga ke arah selatan. Sedangkan menurut etnis jawa yang lebih banyak terkonsentrasi di wilayah selatan dan bertani, jember berasal dari kata jembrek, jemek yang berarti kotor karena berair, becek, tapi subur. Dan memang wilayah selatan Jember terkenal dengan para petaninya yang lebih banyak etnis jawa.
Sepertinya, penamaan jember dari segi bahasa ini yang lebih bisa diterima.
Ada beberapa legenda yang berkembang:
Dari nama Putri Jembersari. Seorang ratu yang pernah memerintah Jember dengan baik sehingga Jember menjadi makmur. Rakyatnya pun sangat puas dengan pemerintahannya. Hingga setelah ratu mangkat, namanya diabadikan menjadi sebuah kampung, Jember yang kita kenal sekarang. Kalau tidak salah, versi cerita ini pernah saya baca dari buku pelajaran saat saya SD sekitar tahun 80-an.
Dari Putri Jembarsari. Putri ini adalah anak seorang raja yang memerintah di wilayah selatan. Kerajaan nya makmur sehingga membuat iri lawan-lawannya. Maka diseranglah kerajaan ini oleh bajak laut dari selatan. Dan sang putri selamat setelah dibawa lari oleh penduduknya ke arah utara dan lalu membuat perkampungan baru yang dikasih nama dengan nama putri Jembarsari. Lalu berkembang menjadi nama Jember.
Masih dari legenda, alkisah ada putri raja Brawijaya bernama Endang Ratnawati. Putri ini cantik jelita hingga membuat para pria ingin berlomba melamarnya. Tapi rupanya sang putri selalu menolak lamaran karena masih belum mau berumah tangga. Sang putri lalu berniat menyepi. Sang putri keluar masuk hutan hingga berada di suatu daerah terpencil. Saat putri mandi di sungai Jompo datanglah seorang satria yang menggodanya. Hingga akhirnya satria menodai sang putri. Sang putri pun sedih. Dan karena larut dengan kesedihannya sang putri akhirnya mengeluh. 'Jember, jember badanku sudah kotor ternoda'. Lalu ia pun bunuh diri di sungai itu. Mayatnya kemudian ditemukan oleh orang dan dicari lah keluarganya. Karena tidak ketemu maka dikuburkanlah sang putri di tepi sungai Bedadung. Raja Brawijaya pun mencari-cari putri nya yang tak kunjung pulang. Hingga akhirnya terdengar kabar kalau sang putri sudah dikuburkan di suatu tempat yang akhirnya di kasih nama Jember (gumaman dari sang putri saat mengeluh)
Ada juga sumber yang mengatakan dari bahasa. Menurut etnis madura yang banyak berdiam di sebelah utara rel kereta api (jember terbelah oleh rel kereta api), kata jember berasal dari jembar yang artinya luas. Dataran jember memang luas membentang dari kaki gunung Argopuro hingga ke arah selatan. Sedangkan menurut etnis jawa yang lebih banyak terkonsentrasi di wilayah selatan dan bertani, jember berasal dari kata jembrek, jemek yang berarti kotor karena berair, becek, tapi subur. Dan memang wilayah selatan Jember terkenal dengan para petaninya yang lebih banyak etnis jawa.
Sepertinya, penamaan jember dari segi bahasa ini yang lebih bisa diterima.
You Might Also Like :
1 comments:
Perlu diketahui bahwa jember telah memiliki pengantin daerah yaitu jembersari.
Pengantin jembersari telah dibakukan secara nasional pada tanggal 12 November 2013 jam 12.00 di aula diknas kabupaten jember oleh ketua umum DPP HARPI MELATI dan konsorsium jakarta.
Penggali dan Penyusun buku TRP JEMBERSARI oleh Hj.Lilik Yuliastutik yang berasal dari tanggul-jember.
Post a Comment